Sabtu, 23 Juni 2012

0

Pengalaman Pribadi

“Asem Manis Gula Kecut” 
Pembuatan Film KIRI MAS!

Syukur Alhamdulillah yang hanya bisa ku ungkapkan saat mendapatkan tugas pembuatan film dan setelah selesai menyelesaikannya. Karena dari pelajaran inilah aku mendapatkan banyak pelajaran baru, dari mulai menjadi seorang aktris abal-abal... editor film... penata musik film... dan banyak lagi. Meskipun sebelumnya beberapa dari hal tersebut pernah aku lakukan, namun yang kali ini amat sangat berarti di hidup ku. Kau tahu kenapa... karena di sekeliling ku banyak orang-orang yang ‘bisa ku anggap’ gila dan cacad tapi mereka memiliki arti yang sangat penting dalam suatu team. Mereka lah SOSone Army, siap tempur di medan manapun, hahaii.
 
 Sesuai dengan judulnya, kalimat “Asem Manis Gula Kecut” mungkin terlihat terbalik. Namun bukanlah menjadi suatu ungkapan yang tidak sengaja aku berikan untuk judul bacaan ini. Kita semua mengetahui bahwa pada setiap perjalanan pasti terdapat halang rintang yang selalu membumbuinya, begitu pun dalam pembuatan film KIRI MAS ini. Walaupun rintangan selalu diidentikan dengan kesusahan dan kesengsaraan namun tidak pada kisah kami. Kami berusaha untuk merubah hal tersebut menjadi sesuatu yang indah karena kami percaya bahwa
 فَإِنَّ مَعَ ٱلْعُسْرِ يُسْرًا , إِنَّ مَعَ ٱلْعُسْرِ يُسْرًا , karena sesungguhnya sesudah kesulitan itu ada kemudahan dan sesudah kesulitan itu ada kemudahan. Dan itulah yang kami sebut sebagai asem yang manis. Kalau bicara mengenai Gula Kecut, mungkin sebagai salah satu cara instropeksi diri bahwa jangan lupa diri setelah mendapat suatu keberhasilan. Tetaplah tawakal dan bersyukur agar kita selalu istiqomah di jalan Allah SWT. Amiinn . . . (maaf kalau malah ceramah).
Lanjut ... di awal tadi sudah ku katakan kalau kelompok SOSone adalah kelompok yang cacad. Ada Martha sebagai Jendral dari SOSone Army yang selalu selooww dalam segala hal, tugasnya adalah editor film (walau sebenarnya hanya aku yang bekerja T_T). Lalu Jazwan yang selalu saja mencerca diriku yang berbicara medok, ia bertugas sebagai penata musik. Ada pula Abi alias Biby dengan tampang sangar seorang korlap yang terus galau gara-gara putus cinta dengan tugas dipundaknya sebagai kameramen. Si Ridho alias Dhodo seorang ketua LKMM yang terpaksa turun jabatan jadi pembantu umum, dalam film bertugas sebagai sutradara. Ini dia Juan si bank berjalan kelompok SOSone, dialah investor kita dan dalam film ia menjadi produser. Dilanjutkan ada Chyti, wajah judesnya selalu membuat kangen tapi dia adalah kormat Geoling yang sangat bertanggungjawab, dan di dunia perfilman dia menjadi asisten Dhodo. Sebut saja Dedek alias Dea, komting cewek kelas B asli Kuningan yang asli cacad bange dan dia merangkap jadi excecutive produser. Lalu si Efri yang selalu mencintaiku sebagai Ibu Prof bertugas sebagai penulis skenario. Dan Aulia si cewek anteng seng ora tau neko-neko berduet dengan Jazwan dalam menata musik. Dan aku sendiri adalah Fadhilah Mifta Firdaus yang labil dengan identitas, yang selalu gila bila sedang stress tugas, namun tetap baik hati dan tidak sombong merangkap menjadi editor film KIRI MAS.
Pembuatan film KIRI MAS sebenarnya baru kita mulai sekitar 2 minggu setelah pemberian tugas oleh dosen pengampu mata kuliah Teknik Komunikasi. Hal ini dikarenakan banyaknya tugas mata kuliah lain yang begitu menyita waktu. Untuk lokasi pengambilan gambar kita tak perlu jauh-jauh menyeberang samudra Atlantis, mendaki gunung Everest, menyelam palung Arafuru... cukup di kawasan kampus Plano dan Undip kita tercinta. (Alibi.... soalnya ndak puna duit). Karena setting tempatnya yang mudah dijangkau seharusnya mempercepat proses pengerjaan film ini, namun seperti biasa karena banyak tugas yang tidak bisa ditinggalkan dan sudah deadline kita harus mengorbankan kegiatan perfilman sejenak lalu melanjutkannya lagi.
Hari terus bergulir... semua kejadian lucu, sedih, senang, gila, malu terbungkus menjadi satu, hingga waktu pengumpulan dan presentasi hanya tinggal 2 hari. Inilah saat-saat berharga yang tidak bisa aku lupakan. Anggota kelompok SOSone menginap semalam di basecamp kita yang tidak lain adalah rumah ku sendiri (ndak ikhlas). Ada Martha, Jazwan, Dhodo, Biby, Chyti, dan aku yang ngelembur semalam demi menyelesaikan film. Yang lain tidak ikut karena masalah klasik... kost tutup jam setengah10. Jangan katakan kami kumpul kebo karena yang kebo disini hanya si Dhodo. Dia benar-benar kebo-ers sejati. Dan dari sinilah aku makin mengetahui lebih dalam mereka teman-teman ku tercinta... =D
Keesokkan harinya lah presentasi film Tekom dimulai. Ide cacad mulai timbul lagi di kepala kita. Konsep dresscode yang unik memaksa kita untuk meminjam jarik mbahku sejumlah 5 lembar yang dari setiap jarik itu panjangnya minta ampun... sekitar 3 meter. Itu untuk yang cewek, kalau untuk cowok memakai sarung yang dilipat... dan itu dililitkan di pinggang... dan itu terlihat biasa dan itu tidak lebih konyol dari para cewek yang sebenarnya memakai jarik pun tak becus. But it’s fine,, and finnaly we done!
Kalau harus ungkapkan apa yang aku rasakan dalam kelompok ini, aku harus bilang kalau ....
“Fadhilah Mifta Firdaus sangat amat mencintai kalian teman!”
“We are the best group in this world!”
“We can face the world together!”
“Yeeahhhh!!!”

0 komentar: