“Asem Manis Gula Kecut”
Pembuatan Film KIRI MAS!
Syukur Alhamdulillah
yang hanya bisa ku ungkapkan saat mendapatkan tugas pembuatan film dan setelah
selesai menyelesaikannya. Karena dari pelajaran inilah aku mendapatkan banyak pelajaran
baru, dari mulai menjadi seorang aktris abal-abal... editor film... penata
musik film... dan banyak lagi. Meskipun sebelumnya beberapa dari hal tersebut
pernah aku lakukan, namun yang kali ini amat sangat berarti di hidup ku. Kau tahu
kenapa... karena di sekeliling ku banyak orang-orang yang ‘bisa ku anggap’ gila
dan cacad tapi mereka memiliki arti yang sangat penting dalam suatu team. Mereka
lah SOSone Army, siap tempur di medan manapun, hahaii.
Sesuai dengan
judulnya, kalimat “Asem Manis Gula Kecut” mungkin terlihat terbalik. Namun bukanlah
menjadi suatu ungkapan yang tidak sengaja aku berikan untuk judul bacaan ini.
Kita semua mengetahui bahwa pada setiap perjalanan pasti terdapat halang
rintang yang selalu membumbuinya, begitu pun dalam pembuatan film KIRI MAS ini.
Walaupun rintangan selalu diidentikan dengan kesusahan dan kesengsaraan namun
tidak pada kisah kami. Kami berusaha untuk merubah hal tersebut menjadi sesuatu
yang indah karena kami percaya bahwa
فَإِنَّ مَعَ ٱلْعُسْرِ يُسْرًا , إِنَّ مَعَ ٱلْعُسْرِ يُسْرًا , karena
sesungguhnya sesudah kesulitan itu ada kemudahan dan sesudah
kesulitan itu ada kemudahan. Dan itulah yang
kami sebut sebagai asem yang manis. Kalau bicara mengenai Gula Kecut, mungkin
sebagai salah satu cara instropeksi diri bahwa jangan lupa diri setelah
mendapat suatu keberhasilan. Tetaplah tawakal dan bersyukur agar kita selalu
istiqomah di jalan Allah SWT. Amiinn . . . (maaf kalau malah ceramah).
Lanjut ...
di awal tadi sudah ku katakan kalau kelompok SOSone adalah kelompok
yang cacad. Ada Martha sebagai Jendral dari SOSone Army yang selalu
selooww dalam segala hal, tugasnya adalah editor film (walau sebenarnya hanya
aku yang bekerja T_T). Lalu Jazwan yang selalu saja mencerca diriku yang
berbicara medok, ia bertugas sebagai
penata musik. Ada pula Abi alias Biby
dengan tampang sangar seorang korlap yang terus galau gara-gara putus cinta
dengan tugas dipundaknya sebagai kameramen. Si Ridho alias Dhodo seorang ketua
LKMM yang terpaksa turun jabatan jadi pembantu umum, dalam film bertugas
sebagai sutradara. Ini dia Juan si bank berjalan kelompok SOSone, dialah investor
kita dan dalam film ia menjadi produser. Dilanjutkan ada Chyti, wajah judesnya
selalu membuat kangen tapi dia adalah kormat Geoling yang sangat
bertanggungjawab, dan di dunia perfilman dia menjadi asisten Dhodo. Sebut saja
Dedek alias Dea, komting cewek kelas B asli Kuningan yang asli cacad bange dan
dia merangkap jadi excecutive produser. Lalu si Efri yang selalu mencintaiku
sebagai Ibu Prof bertugas sebagai penulis skenario. Dan Aulia si cewek anteng seng ora tau neko-neko berduet
dengan Jazwan dalam menata musik. Dan aku sendiri adalah Fadhilah Mifta Firdaus
yang labil dengan identitas, yang selalu gila bila sedang stress tugas, namun
tetap baik hati dan tidak sombong merangkap menjadi editor film KIRI MAS.
Pembuatan film
KIRI MAS sebenarnya baru kita mulai sekitar 2 minggu setelah pemberian tugas
oleh dosen pengampu mata kuliah Teknik Komunikasi. Hal ini dikarenakan
banyaknya tugas mata kuliah lain yang begitu menyita waktu. Untuk lokasi
pengambilan gambar kita tak perlu jauh-jauh menyeberang samudra Atlantis,
mendaki gunung Everest, menyelam palung Arafuru... cukup di kawasan kampus
Plano dan Undip kita tercinta. (Alibi.... soalnya ndak puna duit). Karena setting
tempatnya yang mudah dijangkau seharusnya mempercepat proses pengerjaan film
ini, namun seperti biasa karena banyak tugas yang tidak bisa ditinggalkan dan
sudah deadline kita harus mengorbankan kegiatan perfilman sejenak lalu
melanjutkannya lagi.
Hari terus
bergulir... semua kejadian lucu, sedih, senang, gila, malu terbungkus menjadi
satu, hingga waktu pengumpulan dan presentasi hanya tinggal 2 hari. Inilah saat-saat
berharga yang tidak bisa aku lupakan. Anggota kelompok SOSone menginap semalam
di basecamp kita yang tidak lain adalah rumah ku sendiri (ndak ikhlas). Ada Martha,
Jazwan, Dhodo, Biby, Chyti, dan aku yang ngelembur semalam demi menyelesaikan
film. Yang lain tidak ikut karena masalah klasik... kost tutup jam setengah10. Jangan
katakan kami kumpul kebo karena yang kebo disini hanya si Dhodo. Dia benar-benar
kebo-ers sejati. Dan dari sinilah aku
makin mengetahui lebih dalam mereka teman-teman ku tercinta... =D
Keesokkan harinya
lah presentasi film Tekom dimulai. Ide cacad mulai timbul lagi di kepala kita. Konsep
dresscode yang unik memaksa kita untuk meminjam jarik mbahku sejumlah 5 lembar
yang dari setiap jarik itu panjangnya minta ampun... sekitar 3 meter. Itu untuk
yang cewek, kalau untuk cowok memakai sarung yang dilipat... dan itu dililitkan
di pinggang... dan itu terlihat biasa dan itu tidak lebih konyol dari para
cewek yang sebenarnya memakai jarik pun tak becus. But it’s fine,, and finnaly
we done!
Kalau harus
ungkapkan apa yang aku rasakan dalam kelompok ini, aku harus bilang kalau ....
“Fadhilah
Mifta Firdaus sangat amat mencintai kalian teman!”
“We are the
best group in this world!”
“We can face
the world together!”
“Yeeahhhh!!!”
0 komentar: