0

Diary

Bila tak dapat kau lihat apa yang nampak dalam diri ... maka cobalah kau menyelinap masuk antara rong-rong jiwa agar kau tahu isi hati ...

Kisah Ku Lalu

ini adalah kisah nya....


kisah ku yang bertemu dia, pangeran musang hitam. dimulai saat rembulan menutup dirinya dari sinaran bintang malam.
Aku mencoba menyelinap keluar dari sempitnya waktu. Saat itu aku tengah bersama 'Kia', putri cantik dari negeri dewata. Kia adalah teman yang ku dapatkan tak lebih dari satu detik. kini ia bersama ku.... mencoba mengerti antar diri.
Kia yang berupa ayu seakan dapat begitu gampangnya menyelinap ke hati kumbang. Tak cukup segelintir lelaki berusaha melirik dan mencuri wajah lembutnya. Tak butuh waktu menggulung hari. Mereka seakan bersayembara mendapatkan hati wanita ayu itu, namun mereka tak tahu pasti apa yang mereka akan dapatkan setelahnya.
Sampai pada akhirnya, ia datang, si pangeran musang hitam. Ia tak sendiri. Dengan ditemani pangeran angin, ia menghampiri. Mereka termakan buaian wajah ayu Kia. Kia yang selalu mendekatkan diri padaku, tak berani menatap wajah mereka berdua. Entah ia malu ataupun tak mau.
Seiring berputarnya waktu, aku, Kia, pangeran angin, dan si pangeran musang hitam terus melewati hari bersama. Seakan kami di ikat oleh suatu hal . Tuhan kah yang menakdirkan ini semua atau diriku yang berusaha untuk selalu membuat diriku dekat dengan nya.
Singkatnya... Kia bergandeng dengan pangeran angin, sedangkan aku bergandeng dengan si pangeran musang hitam. Hati dan perasaan mulai muncul beriringan membaur menjadi satu. Asa makin membumbung kala si musang hitam mulai merentangkan angan nya padaku. Mungkin bila bukan karena Kia aku takkan mengalami seperti ini.
Bodohnya aku yang termakan manis racunnya. Ku sadari itu semua hanya tipu dayanya setelah aku terjatuh dalam jurang nya. Berasa tak dapat bangkit lagi. Si pangeran musang hitam meninggalkan ku terpuruk. Dasar seorang musang licik. Ia permainkan ku ini.
Kini ku dapati pelajaran. musang tetaplah musang. Tak ingin lagi ku temui masa lalu yang akan hadir di masa depan. Cukup hanya ini kisah ku lalu...

___________________________________________________________________
Kalbu Diangan Mendung

Ku tatap mega berembunkan petang
Lalu tertetes air  mata dunia mengalun sendu
Desiran awan tertiup sinarnya mendung kala itu
Hingga semua hitam tertutup kalbu
Malam bagai redupnya lampu kehidupan
Gelap seakan menggaruk... melempar lentera rindu


Jauh... jauh diangan mendung
Tersisip kala cerah memeluk riba
Angan melayang mengejar langkah
Membaut rindu menjadi rasa
Sampai tombak redam kalutnya cahya
Seperti air yang menjadi pondasi hati
Terombang ambing mengalir pasrah
Termakan buaian sesosok rembulan merah
Merana akhirnya citra lentera cendana
Lautan menggayung mendekati samudra asa
Merangkul bulan bintang... mengejar  matahari
Akankah semua angan kan melebur
Melebur di satu bayangan jiwa redup
Ataukah.....
Hanya kematian yang dapat meredam kalutnya jiwa
Hingga lautan sanubari damai mencari jati diri

0 komentar: